ditulis oleh : Ust. Irsyad Syafar, Lc, M.Ed
Rasulullah saw pernah menyatakan dalam hadits shahih muttafaqun 'alaih bahwa "Siapa yang puasa ramadhan dengan penuh iman dan perhitungan, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah berlalu..".
Tapi perlu diingat juga, bahwa hadits ini ada kawannya. Yaitu sabda Baginda Nabi saw: "Siapa yang qiyam ramadhan dengan penuh iman dan perhitungan, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah berlalu...".
Bahkan ada yang lebih dahsyat lagi, "Siapa yang qiyam pada malam qadar dengan penuh iman dan perhitungan, niscaya akan diampuni dosa-dosanya yang telah berlalu.."
Sangat jelas sekali betapa hadits-hadits tsb di atas menginformasikan kepada kita bahwa agenda utama kita di siang ramadhan adalah shiyam/puasa. Itulah ibadah yang paling utama yang harus kita jaga dan kita laksanakan dengan penuh iman dan perhitungan.
Adapun di malam-malam ramadhan, agenda utama kita dan yang paling inti adalah qiyam ramadhan, atau yang paling akrab dengan nama shalat tarawih. Inilah ibadah paling utama di malam ramadhan. Yang harus dikawal dan dijaga dengan iman dan lerhitungan. Sekaligus ini juga merupakan identitas asli bulan ramadhan. Pendek kata, siang ramadhan yaa shiyam, malam ramadhan yaa qiyam.
Namun dalam tataran realita kita, sudahkah qiyam ramadhan atau tarawih ini menempati posisi terhormat di malam ramadhan kita?
Kita akui alhamdulillah semua masjid kita dan bahkan mushalla, hidup dan semarak dengan tarawih selama bulan ramadhan. Mulai dari malam pertama sampai malam terakhir.
Namun sayangnya, agenda shalat tarawih belum menjadi rating pertama dalam program malam ramadhan. Banyak masjid yang jauh-jauh hari sudah mencari dan memesan penceramah untuk selama ramadhan. 30 malam dengan 30 penceramah. Tidak jarang disebuah masjid untuk jadwal penceramah ramadhan 1436 H sudah tuntas dan penuh pada syawal 1435 H. Dari berbagai kota dan bahkan propinsi para penceramah diundang. Mulai dari kualifikasi S1 sampai S3 bahkan Profesor. Mulai dari yang produk dalam negeri sampai alumni timur tengah. Untuk para penceramah ini masjid menganggarkan dana yang tidak sedikit. Mulai dari 3 juta sampai 15 juta sebulan. Bahkan bisa lebih. Begitu juga para jamaah, kecendrungannya juga sudah mulai memburu dan memilih masjid-masjid dengan penceramah kelas atas.
Persiapan dan anggaran untuk agenda ceramah ini tidak sebanding dengan persiapan dan agenda shalat tarawih yang ianya adalah amalan terbaik di malam ramadhan. Seberapa antusiaskah pengurus masjid mencari imam yang baik dan berkualitas untuk tarawih? Berapa dianggarkan? Banyakkah masjid yang mengontrak penuh satu bulan seorang imam yang hafizh dan fasih untuk tarawih yang lebih khusuk, tenang, syahdu, berdiri lebih panjang? Lalu, seberapa antusiaskah jamaah mencari dan mengejar masjid yang imam tarawihnya lebih baik dan khusyuk?
Tidak jarang terjadi jamaah yang terbatuk-batuk kalau imamnya agak panjang membaca ayat. Atau ada yang protes kenapa shalatnya terlalu panjang. Atau ada juga yang cendrung mencari masjid yang lebih cepat selesainya....
Mencari penceramah yang bagus adalah baik. Tetapi lebih baik lagi menyediakan imam yang bagus. Masjid-masjid besar ditimur tengah, mulai dari Al masjidil Haram, Masjid Nabawi, masjid Amru bin Ash di mesir, masjid Al Kabir di kuwait dan masjid-masjid lainnya di negara2 Islam, jarang atau hampir tidak ada penceramah di malam ramadhan. Tapi para imamnya, jangan ditanya. Ribuan orang datang ke masjid untuk menikmati tarawih bersama mereka. Kadang harus bersimbah air mata dengan ayat-ayat yang dibacanya... Karena memang, qiyam itu identitas ramadhan di malam hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar