Salah satu identitas ramadhan yang paling jelas adalah ramadhan itu syahrush shiyam. Shiyam itu artinya imsak atau menahan. Sebulan penuh Allah membimbing kita agar mampu menahan diri dari sesuatu yang asalnya halal di luar ramadhan.
Sebulan penuh di siang hari kita menahan diri dari makanan dan minuman yang halal dan milik kita sendiri. Suami istri yang halal juga menahan diri dari bergaul di siang hari.
Dari latihan menahan diri terhadap yang halal, diharapkan kita menjadi lebih ringan menahan diri dari yang memang haram hukumnya. Dari memakan makanan yang haram, tidak milik kita, atau diperoleh secara zhalim atau tidak sah.
Agar puasa ramadhan juga berkualitas dan diterima oleh Allah, kita juga dilatih sebulan penuh agar menahan pandangan, pendengaran, pikiran dan perbuatan dari yang yang akan merusak pahala berpuasa. Melihat dan.mendengar yang porno, bergunjing, menfitnah, berbuat sia-sia dan tidak berguna.
Dengan latihan ini sebulan penuh tentunya kita akan keluar dari bulan ramadhan dalan keadaan benar2 bersih, bersemangat dalam kebaikan dan menjauh dari keburukan.
Seharusnya, selepas ramadhan, gak ada lagi muslim shaim yang memakan yang haram, suka bergunjing, berbuat sia-sia, merokok, senang maksiat dsb.
Namun, realita dan pemandangan yang masih dominan diantara kita selama ramadhan adalah menahan tapi tak rela, imsak tapi terpaksa. Buktinya adalah saat berbuka kembali, kerakusan bertambah, hawa nafsu tak terkendali, selera tak tertahankan, kosumsi meningkat sebaliknya produktifitas menurun, serta kesia-siaan dan kemubadziran melonjak...
* Betapa banyak orang yang berpuasa, namun hasil akhir yang dia peroleh hanyalah lapar dan haus. Betapa banyak orang yang qiyamullail, tetapi buah yang diperolah hanya letih dan begadang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar