Dari hadits ini muncul beberapa pertanyaan yang menggelitik. Diantaranya, untuk apa semua pintu sorga dibuka? Toh kalau ada yang meninggal di bulan Ramadhan gak bakal langsung masuk sorga. Sebab agenda masuk sorga itu kan nanti setelah hari qiyamat, setelah manusia berbangkit dan amal-amal dihisab. Dan yang masuk sorga duluan kan Rasulullah saw ??
Begitu juga pintu neraka, untuk apa semuanya ditutup? Toh kalau ada orang kafir yang mati tak bakal langsung masuk neraka. Sebab jadwal agenda masuk neraka itu juga nanti, setelah qiyamat...??
Kemudian, katanya syetan-syetan dibelenggu, tapi kok masih saja banyak orang Islam yang berbuat maksiat, berbohong, menipu, mengumbar aurat, tidak shalat, tidak puasa dan lain-lain?
Ulama hadits seperti Imam Ibnu Hajar dan Imam Nawawi telah menjelaskan maksud dari hadits ini. Merka menjelaskan bahwa pintu sorga dibuka artinya pintu rahmat dan kasih sayang Allah dibuka. Peluang pahala diperbanyak dan dilipatgandakan. Sedangkan pintu neraka ditutup maksudnya adalah dipersulitnya peluang berbuat dosa dan banyaknya ampunan dari Allah.
Dengan bahasa lain, Allah menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga kondusif untuk mentaatiNya dan terhalang dari bermaksiat kepadaNya.
Nah, selanjutnya, bila suasana dan situasi telah dikondisikan oleh Allah sedemikian rupa di bulan Ramadhan, lalu masih ada saja muslim atau muslimah yang berbuat dosa dan maksiat, juga malas berbuat taat, tentulah ia seorang yang sangat-sangat lemah jiwa dan hatinya. Pastilah dia di luar bulan ramadhan lebih tidak mampu lagi berbuat kebaikan.
Rasulullah saw menyatakan: "Orang yang lemah adalah orang yang memperturutkan hawa nafsunya, lalu berangan-angan balasan pahala dari Allah..." (HR Tirmidzi).
Adapun terkait masih banyaknya orang yang berbuat dosa padahal kata Rasul syetan-syetan sudah dibelenggu, maka ini ada beberapa penjelasan:
Pertama, dalam hadits riyawat yang lain disebutkan bahwa yang dibelenggu itu adalah syetan-syetan pembangkang dan para kaliber atasnya. Adapun syetan-syetan kecil masih berkeliaran dan gentayangan. Dari penjelasan ini dapat dipahami betapa lemahnya manusia yang masih berbuat dosa di bulan ramadhan. Sama syetan kelas teri dan kroco-kroco iblis saja dia telah terpedaya. Apalagi nantik dengan induk semangnya...
Kedua, Ibnu Hajar dalam keterangannya di dalam kitab Fathul bahri menyatakan bahwa syetan-syetan itu dikekang dan dirantai adalah sebenarnya (hakiki). Bukan kiasan. Maka dari sana juga dapat dipahami betapa lemahnya manusia yang berbuat dosa di ramadhan. Syetan yang terbelenggu saja masih sanggup memperdayanya. Apalagi nantik setelah semua mdreka terbebas dari rantai dan belenggu. Pasti lebih mudah lagi menggoda dan memperdaya....
Ketiga, dan ini yang lebih parah. Yaitu syetan dan iblis semuanya sudah terbelenggu dan terpenjara. Lalu, Manusia-manusia yang masih berbuat dosa di bulan ramadhan, karena telah sangat lemahnya jiwa dan dirinya, mereka sendirilah yang berinisiatif untuk berbuat dosa. Sesungguhnya mereka telah berubah menjadi syetan-syetan manusia atau sebaliknya manusia syetan.
Hal ini telah Allah isyaratkan dalam firmanNya QS Al An'am: 112 yang artinya:
"Demikianlah Kami jadikan bagi setiap Nabi, musuh dari kalangan syetan-syetan manusia dan syetan jin, yang satu sama lain saling memerintahkan hiasan kata yang menipu...."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar